Analisis
Puisi “Rajawali” Karya W. S. Rendra
Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Individu
Mata
Kuliah Apresiasi Puisi
Dosen
Pembimbing : Nurul Setyorini,M.Pd.
Disusun
oleh :
Nanik Pujiasih
132110112
3C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
PEMBAHASAN
MASALAH
Rajawali
Pengarang:
W.S Rendra
Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka
1.
Analisis Puisi Rajawali karya W.S.
Rendra
a.
Diksi (Pemilihan Kata)
Dalam pemilihan kata disini penyair
memilih kata Rajawali sebagai lambang kebebasa. Karena Rajawali memiliki sifat
yang gemar menjelajah dan tidak terbatas dalam satu wilayah. Selain itu
Rajawali memiliki sifat berani dan
tangguh, semua itu di ibaratkan sebagi seorang yang ingin bebas dan tidak ingin
dikekang oleh suatu pemerintahan yang ooriter. Kata Rajawali tidak bisa
digantikan dengan kata garuda. Karena kata garuda sudah identik dengan lambang
negara Indonesia. Burung Garuda sudah menjadi kurang universal karena sudah
menjadi lambang dari bangsa Indonesia.
Dari awal sampai akhir puisi
tersebut, kata-kata terpilih secara cermat dan tepat untuk menimbulkan semangat
meraih kebebasan. Hal itu tampak pada penggunaan kata : sangkar besi, rajawali,
burung nuri, keringat matahari, kemantapan hati, rajawali, terbang tinggi,
membela langit langit,dan sebagainya.
b. Bunyi
Dalam
Sajak Rajawali, penyair sangat gemar mempergunakan vokal /i/ terutama pada
bunyi akhir. Dominannya bunyi akhir /i/ secara juga didukung bunyi /a/ itu
menyebabkan puisi ini membawa suasana riang, ringan, melayang, melambung, dan
rasa optimistis pada pembaca atau pendengar.
.
C.Bahasa Kiasan
Bahasa
kiasan atau figurasi adalah penggunaan bahasa secara bersusun-susun atau
berfigura. Bahasa kiasan menyebabkan puisi kaya akan makna. Penyair menyatakan
sesuatu scara tidak langsung. Kata atau bahasanya bermakna kias. Dengan
mempergunakan bahasa kiasan, sebuah puisi akan membangkitkan kesenangan
imajinatif, puisi lebih nikmat dibaca, intensitas perasaan penyair dan juga
sikapnya lebih tampak, makna yang terkandung dalam puisi menjadi lebih padat .Puisi
ini menggunakan majas metafora, dari awal hingga akhir puisi ini bercerita
tentang rajawali. Puisi berisi kiasan bagi orang yang berpandangan luas,
berpikiran maju, memiliki keberanian luar biasa, dan seorang pembela kebenaran.
Dalam puisi ini diceritakan secara kias seorang pejuang kemerdekaan atau
kebebasan, ini bisa dilihat dari kutipan berikut.
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
Dalam puisi ini terdapat juga bahasa kiasan berupa
personifikasi.
Hal ini ditunjukkan bait kedua :
Rajawali adalah pacar langit
bait keempat :
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Bahasa kiasan dalam puisi ini
dipergunakan untuk menyampaikan ide meraih kebebasan berbuat dan menyampaikan
buah pikiran meskipun berisiko masuk penjara (sangkar besi).
d. Tipograf
Dalam penyusunan bait dalam puisi
Sajakrajawali penyair mebuka pada setiap bairs awal tiap bait sebagai sarana pokok
masalah yang kemudian disusul pada baris berikutnya sebagai penjelasnya.
Tipografi pada puisi W. S Rendra ini digolongkan padat dan tidak banyak lubang.
e. Sarana Retorika
Sarana retorika adalah sekumpulan bentuk atau beberapa macam
bentuk yang biasa digunakan penyair dalam cara melahirkan pikiran lewat puisi.
Sarana retorika merupakan sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran.
Dengan sarana retorika penyair berusaha menarik perhatian,
pikiran, hingga pembaca atau pendengar berkontemplasi atas apa yang dikemukakan
penyair.
Banyak macam sarana retorika, di antaranya : tautologi
(pernyataan berulang), pleonasme (melebih-lebihkan), retorik retisense
(penggunaan tanda baca titik-titik untuk mengungkapan perasaan yang tidak
terungkapkan), paralelisme (pengungkapan isi kalimat yang maksud tujuannya
serupa). Dalam Sajak Rajawali kita temukan sarana retorika berupa paralelisme.
Tujuh langit, tujuh rajawali.
Tujuh cakrawala, tujuh pengembara.
(bait ke-3)
Penggunaan peralelisme dimaksudkan
agar pembaca benar-benar memperhatikan dan merenungkannya.
f. Citraan
( Pengimajinasian)
Citraan
merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat membangkitkan imaji pembaca
tentang gerak, bunyi, warna, dan benda-benda.
Citra
visual amat dominan dalam Sajak Rajawali.
Citraan digunakan dalam puisi ini untuk memberikan gambaran tentang pentingnya
kebebasan. Citra visual dapat ditemukan dalam penggunaan kata-kata : sangkar
besi, burung nuri, langit, duduk bertapa, matahari, fatamorgana, matamu.
Citra
penglihatan ini dipergunakan untuk memberikan gambaran nyata tentang burung
rajawali yang ada di sangkar besi, burung nuri yang kecil dan lemah, langit
biru yang luas. Dengan citra penglihatan ini, pembaca atau pendengar akan
membayangkan sekaligus membandingkan burung rajawali yang ada di dalam sangkar
besi dan burung rajawali yang ada di alam bebas. Di alam bebas, rajawali dapat terbang
ke mana saja yang ia inginkan dan yang di sangkar besi. Citra gerak dapat
ditemukan dalam bait keempat dan ketujuh.
Rajawali terbang tinggi
memasuki sepi
memandang dunia.
Rajawali di sangkar besi
(bait ke-4)
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia.
dan ia akan mematuk kedua matamu.
(bait ke-7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar