ANALISIS
STUKTUR FISIK
PUISI
“SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH”
Tugas ini disusun dalam rangka
untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Apresiasi Puisi
Dosen Pembimbing: Nurul Setyorini, M.Pd
Disusun oleh :
Nama : Wiji Utami
NIM : 132110099
Kelas : 3C
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
“SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH”
“Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya Taufik
Ismail.Khususnya puisi yang di jadikan objek ini salah satunya merupakan
representasi dari diri penyair,yaitu Taufik Ismail.yang secara general
mengandung makna demonstrasi dan mengimplikasi perjuangan.
Berikut merupakan
sajak-sajak puisi “Sebuah Jaket Berlumur
Darah”
Sebuah Jaket
Berlumur Darah
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai ke mana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atap bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN!
Analisis :
Puisi
karya Taufik Ismail ini mengandung makna yang sangat dalam.Jika benar-benar
diresapi, puisi tersebut mengandung sebuah potret pengorbanan dari para pejuang
dan mengimplikasi hegemoni untuk melanjutkan perjuangan.Disamping itu keunikan
pemilihan kata dan penyimbolan-penyimbolan yang terdapat dalam puisi tersebut
menarik untuk dikaji agar mampu memperoleh makna yang bulat.
Puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya
Taufiq Ismail merupakan puisi yang memiliki banyak jenis berdasarkan berbagai
sudut pandang makna yang terkandung dari macam-macam puisi. Puisi ini termasuk
puisi elegi karena mengungkapkan perasaan duka dan berisi ratapan-ratapan
penyair. Disini penyair menceritakan pengalamannya yang banyak menemui
rintangan dan hambatan dalam berjuang.
“Sebuah Jaket Berlumur Darah”Tergambar pada Struktur Fisik dan Struktur Batin
Pada struktur fisik
puisi terdapat
1.
Diksi, yaitu
pilihan kata yang dipilih oleh penyair dalam puisinya. Diksi puisi “Sebuah Jaket Berlumur darah” sangatlah
unik dan sarat makna, terlihat dari judul puisinya saja sudah menggambarkan
sebuah penderitaan dan pengorbanan, yaitu sebuah perjuangan yang di lumuri
darah pada ujungnya.Penyair memilih kata /jaket/ di sini menunjukkan sebuah
identitas atau almamater dari mahasiswa,Yang menggambarkan terjadinya
demonstrasi oleh mahasiswa yang memperjuangkan tanah air dari penguasa
tiran,yaitu PKI.Kata /Darah/ menggambarkan telah terjadinya perjuangan yang sangat
besar untuk mempertahankan tanah air. Pada sajak /duka yang agung/ dan
/kepedihan bertahun-tahun/ dapat disimpulkan bahwa adanya rasa duka dan
rasa sakit yang mendalam dan sudah lama tersimpan serta bisa diartikan bahwa
potret kejadian tersebut telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
/Sebuah sungai membatasi kita/,di sini terlihat bahwa saat berjuang banyak sekali
batasan dan hambatan/Di bawah terik matahari Jakarta/menggambarkan kejadian
tersebut telah terjadi di siang hari di kota Jakarta.
/Antara penindasan dan kebebasan/dalam hal ini penyair menyuguhkan dua kata yang
berlawanan, sehingga lebih tampak perjuangan yang sebenarnya. Sajak yang
digunakan selanjutnya /Berlapis senjata dan sangkur baja/
yang bisa memperkuat bahwa hambatan /sungai/ adalah orang-orang yang
bersenjata dan bersangkur baja, yaitu aparat keamanan dan kepolisian.Pada bait
berikutnya penyair mulai mengimplikasi hegemoni pada pembaca agar bisa mengerti
dan merenung bahsawanya jika kita mundur atau meninggalkan perjuangan ini, maka
kita akan menjadi pengecut karena selamanya dijajah oleh tirani dan
ketidakadilan kekuasaan. Hal ini tercermin dalam pemilihan tata bahasa dalam
bait /Akan
mundurkah kita sekarang/, /Seraya, mengucapkan ‘Selamat tinggal
perjuangan’/, /Berikrar setia kepada tirani/, /Dan mengenakan baju kebesaran
sang pelayan?/
Selanjutnya pada bait ke empat
terdapat kata /spanduk kumal/ yang menggambarkan adanya spanduk-spanduk atau
sloga-slogan yang berisikan kritik politik kekuasaan dan ketidakadilan.
Dan kalimat /Menunduk bendera setengah
tiang/ menggambarkan adanya penghormatan tertinggi atas pejuang yang
telah gugur dalam perjuangan. Dilanjutkan pada bait terakhir diakhiri dengan baris /LANJUTKAN PERJUANGAN/,menggunakan
huruf kapital semua yang mengggambarkan penegasan serta memperkuat perjuangan.
melanjutkan perjuangan dari pahlawan yang telah gugur,
meskipun akan menghadapi resiko dan halangan.Selanjutnya penggunaan kata /kami/
dan /mereka/ merupakan simbol dari masyarakat secara universal
dari berbagai lapisan, karena penyair mungkin beranggapan bahwa perjuangan
merupakan milik dan hak semua orang.
2.
Citra atau
pengimajian merupakan serangkaian kata yang diungkapkan oleh penyair berdasarkan
pengalaman indrawi atau panca indra. Pengimajian dalam puisi dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif), dan imaji
cita rasa-sentuh-raba (taktil).
Dalam puisi “Sebuah
Jaket Berlumur Darah” penyair banyak menggunakan imaji visual seperti
kalimat /Kami semua menatapmu/ yang menggambarkan sebuah pengorbanan
dan perjuangan yang memang benar-benar terlihat dan nyata dengan panca indera.
Selanjutnya pada kalimat /Spanduk kumal itu/, /Ya
spanduk itu/ menggambarkan penyair melihat sebuah spanduk yang sudah
lama dan usang terpasang hingga terlihat kumal sehingga dapat di simpulkan
bahwa perjuangan ini sudah lama di tegakan. /Melalui kendaraan yang melintas/, /Abang-abang beca,
kuli-kuli pelabuhan/menggambarkan
bahwa penyair melihat kendaraan, abang beca, dan kuli-kuli pelabuhan, sehingga
lebih meyakinkan bahwa kejadian itu faktual dan disaksikan oleh orang-orang
tersebut.
Disamping itu puisi ini juga
menyuguhkan imaji auditif seperti pada kalimat /Teriakan-teriakan di atap bis
kota, pawai-pawai perkasa/, /Mereka berkata/, /Semuanya berkata/, /LANJUTKAN
PERJUANGAN!/, penyair mendengar teriakan-teriakan dan seruan untuk
berjuang dengan keras dan semangat sehingga seruan perjuangan dalam puisi
tersebut mampu mengimplikasi hegemoni pembaca untuk melakukan perjuangan
terhadap bangsa dengan berevolusi ke arah yang lebih baik.
3.
Imaji yang terakhir
dalam puisi ini adalah imaji rasa atau perasaan yang terdapat pada kalimat /Telah
berbagi duka yang agung/, /Dalam kepedihan bertahun-tahun/, sudah jelas
bahwa penyair ingin menggambarkan perasaan duka dan kepedihan yang
beralut-larut sehingga potret pengorbanan jiwa dan raga sungguh terasa jelas.
Terdapat beberapa kata konkret
dalam puisi Taufik Ismail ini, diantaranya ada kata /jaket/ yang bermakna sebuah
identitas atau almamater mahasiswa. Kata /sungai/ merupakan simbol dari
aparat keamanan atau kepolisian yang menghambat pemberontakan. Frase /bendera
setengah tiang/ melambangkan kematian atau keguguran. Penggunaan
simbol-simbol diatas dimungkinkan agar pembaca lebih bisa menggali makna-makna
yang tersembunyi dibalik kata-kata puisi yang singkat dan padat dan tersirat
potret pengorbanan dan perjuangan yang sesungguhnya.
Di dalam puisi ini terdapat
beberapa pengulangan kata seperti /Spanduk kumal itu/, /Ya spanduk itu/,
kata “spanduk” diulang dua kali untuk memperkuat keberadaan spanduk-spanduk
yang berisi perlawan terhadap kekuasaan. Dan pengulangan juga terdapat pada
kata /mereka
berkata/, /semuanya berkata/,menggambarkan bahwa penyair memang
mempertegas kata “berkata” yang artinya semua lapisan masyarakat tanpa
terkecuali menyerukan kata perjuangan sehingga mampu menghipnotis pembaca untuk
membayangkan pentingnya kita sebagai penerus bangsa untuk tidak melupakan
jasa-jasa para pahlawan yang sudah gugur dalam memperjuangakan tanah air kita
INDONESIA.
Selain ditanamkan dalam
struktur fisik, Taufiq Ismail juga menanamkan implikasi perjuangan dan potret
pengorbanan yang tergambar pada struktur batin dalam puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” seperti yang terdapat pada tema. Tema
adalah gagasan pokok atau subject matter yang diungkapkan oleh penyair. Pokok
pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,
sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Puisi ini bertemakan patriotisme
dan nasionalisme yang tergambar dalam perjuangan dan pengorbanan golongan
tertentu. Jaket berlumur darah sebagai objek menggambarkan semangat perjuangan
yang tiada berakhir sampai menumpahkan darah untuk memperjuangkan sebuah kebebasan
dan kesejahteraan. Disamping itu puisi ini juga bertemakan protes atau kritik
sosial, karena penyair yang ikut serta merasakan luapan emosi perjuangan pada
saat itu terinspirasi dan terdorong untuk memotret peristiwa demontrasi
mahasiswa untuk memperotes kesewenangan dan penindasan yang dilakukan oleh
penguasa yang tiran, yaitu PKI.
Pada hakikatnya dalam
menciptakan puisi, suasana penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati
oleh pembaca. Pengungkapan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan
psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan.
Dari segi perasaan penyair,
penyair seolah-olah memiliki perasaan yang menggebu-gebu untuk menyalurkan
semangat perjuangan agar pembaca terhegemoni untuk melanjutkan perjuangan dari
para pahlawan yang gugur. Dan pada hakikatnya penyair merupakan aktivis dalam
demontrasi mahasiswa, jadi kejadian yang diceritakan pada puisi tersebut sudah
menyatu dalam diri dan emosi penyair. Dari segi perasaan pembaca, pembaca dapat
mengaitkan diksi yang dipilih oleh penyair dengan realitas yang ada pada masa
lampau, potret pengorbanan dan perjuangan yang divisualisasikan dalam bentuk
puisi mampu menghegemoni pembaca untuk berimplikasi dalam melanjutkan
perjuangan yang telah lama disuarakan oleh para pejuang yang gugur pada saat
itu.
Suasana yang di timbulkan saat
membaca puisi ini adalah rasa keprihatinan dan kebanggaan yang mendalam
terhadap para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan tanah air sampai
terjadi pertumpahan darah, Puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah”
ini mampu membangkitkan semangat untuk berani melawan kekuasaan yang telah
menindas dan menjajah tanah air. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya karena kebanyakan penyair mempunyai kepentingan atau
maksud tertentu dalam menciptakan puisi untuk disampaikan terhadap pembaca.
Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan juga berada dibalik tema
yang diungkapkan. Adapun amanat yang ingin disampaikan oleh Taufiq Ismail dalam
puisinya “Sebuah Jaket Berlumur Darah” adalah
“Lanjutkan perjuangan dan jangan menyerah untuk melawan penindasan dan
kesewenangan oleh penguasa tiran. Kebebasan dan kemakmuran rakyat itu harus
diperjuangkan walaupun harus mengorbankan diri sendiri. Dan gugur dalam
berjuang itu sangatlah mulia dan pantas untuk kita sebut sebagai sang
pahlawan”.
Berdasarkan
analisis diatas dapat disimpulkan bahwa puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya Taufiq Ismail secara langsung
menggambarkan potret pengorbanan yang dilakukan oleh sekelompok massa dalam
memperjuangkan kebebasan dan melepaskan rakyat dari belenggu-belenggu kaum
penguasa tiran. Potret pengorbanan dan perjuangan tersebut digambarkan dengan
jelas melalui struktur fisik puisi seperti diksi, imaji atau citraan, bahasa
konkret, versifikasi, dan tipografi, serta pada struktur batin puisi berupa
tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat atau pesan. Keseluruhan unsur-unsur
dalam struktur puisi tersebut sangat mendukung adanya sebuah gambaran akan
pengorbanan yang sampai menumpahkan darah dan potret tersebut juga dapat
diidentifikasi hanya dari judul puisinya “Sebuah
Jaket Berlumur Darah” yang bermakna sekelompok masyarakat yang memakai
jaket sebagai lambang identitas mereka yang rela berkorban sampai berlumuran
darah.
Dengan adanya analisis puisi “Sebuah Jaket Berlumur Darah” karya Taufiq Ismail ini di harapkan
agar dapat menginterpretasi puisi dengan baik dan benar serta di harapakan
dapat memahami isi kandungan di dalamnya,dan amanat-amanat yang terdapat di
dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar