Sabtu, 14 November 2015

Analisis Struktural Fisik Puisi Siap sedia Karya : Chairil Anwar



Tanganmu mati tegang kaku
Jantungmu nanti berdebar menanti
Tubuhmu nanti mengeras batu
Tapi kami sederap mengganti
Matamu nanti kaca saja
Mulutmu nanti habis bicara
Daramu nanti mengalir berhenti
Tapi kami sederap mengganti
Terus berdaya ke masyarakat jaya.
Suaramu nantidiam ditekan
Namamu nanti terbang hilang
Langkahmu nanti hilang kedepan
Tapi kami sederap mengganti
Bersatu maju, kemenangan .
Darah kami panas selama
 Badan kami tertempa baja
Jiwa kami gagah perkasa
Kami akan mewarna di angkasa
Kami pembawa kebahagia nyata.
Kawan – kawan
Menepis segar angin terasa
Lalu menderu mengapu awan
Terus menembus surya cahaya
Memencar pancar kepenjuru segala

Segala menyala !
Segala menyala !
Kawan – kawan
Dan kita bangkit dengan kesadaran
Mencucuk menerjang hingga belulang
Kawan- kawan
Kita mengayun pedang didunia terang  !

A.Penyimpangan Bahasa

Dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar Ini hanya terdapat dua penyimpangan Bahasa yaitu :
1.      Penyimpangan fonologis
Untuk kepentingan Rima ,penyair  menggunakan penyimpangan fonolagis ; Artinya pengadakan penyimpangan bunyi . dalam puisi ini terdapat kata ‘’sederap ‘’ diganti dengan kata ‘’siap’’, kata ‘’panas ‘’ diganti dengan kata ‘’mendidih’’, dan sebagainya.
2.Penyimpangan Sintaksis
Penyimpangan sintaksis: penympangan yang dilakukan karena adanya ketidakaturan dalam tata bentuk kalimat. Disini penyair sering lupa menggunakan huruf besar dalam permulaan kalimatnya dan tanda titik untuk mengakhiri kalimat tersebut. Dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar ini contohnya dalam kalimat

‘’Badan kami tertempa baja ‘’
 Kata baja disini menggunakan huruf besar ‘’Baja’’.
            3.Penyimpangan Grapologis
            Dalam menulis kata – kata , kalimat , larik, dan baris, penyair sengaja melakukan penyimpangan dari kaidah bahasa yang biasa berlaku . huruf besar dan tanda-tanda tidak digunakan sebagai mana mestinya . dalam puisi ini terdapat kata –kata
 ‘’Mencucuk menerjang hingga belulang’’,
Secara kaidah kata tersebut tidak mengikuti kaidah, yaitu Cuma. Itu merupakan bahasa prokem yang tidak baku. Selain itu, penulisan Cuma dengan menggunakan huruf besar di tengah kalimat sangat tidak mengikuti kaidah Ejaan Yang Disempurnakan.
B. Metode Puisi
1.Diksi
            Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus di pertimbangkan maknanya,disamping memilih kata-kata yang tepat , penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan dari gaya magisdari kata-kata tersebut.kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair.
            a.Pembendaharaan Kata
Dalam puisi ini pembendaraan kata yang dogunakan adalah perasaan menggebu-gebu  karena semangat perjuangan .Rasa Emosional penyair dalam semangat juangnya . dalam puisi ini Chairi Anwar  menulis salah satu baris berbunyi : Jiwa kami gagah perkasa/kami akan mewarna diangkasa;  kata-kata puisi ini tidak boleh di bolak balik menjadi: perkasa gagah jiwa kami/di angkasa kami akan mewarna/. Ataupun diganti dengan kata lain.
            b.Urutan Kata
Urutan kata yang digunakan pada puisi iniadalah dipandang pada penggunaan keterangan tempat yaitu menggambarkan diman terjadi peperangan,jadi maksudnya adalah: di medan perang.
            c. Daya sugesti
Daya sugesti yang digunakan pada puisi ini adalah semangat juang untuk mewakili perasaan penyair seperti dalam bait yang dituliskan ; 
Dan kita bangkit dengan kesadaran/Mencucuk menerjang hingga belulang /.
Semangatnya penyair disini menggambarkan semangat juangnya yang ber api api melawan penjajah.
            2.Pengimajinasian
                        Penyair menggambarkan bahwa kebahagiaan yang nyata akan terjadi pada masa akan datang setelah masa penjajahan. Dituliskan dalam puisi dibawah ini.
Kami akan mewarna di angkasa /Kami pembawa kebahagia nyata.
3.Bahasa Figuratif (Majas)
a.Majas personifikatif
            dimana penyair menggambarkan peristiwa alam yang sering digambarkan dengan keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia.

Dalam puisi ini dituliskan:
Menepis segar angin terasa/Lalu menderu mengapu awan/,
Terus menembus surya cahaya /Memencar pancar kepenjuru segala.
            B.Perlambangan
            a.Lambang bunyi
            Untuk menimbulkan suasana tegang dalam peperangan serta semangat untuk melawan penjajahan penyair melambangkan bunyi /m/ dengan bunyi/ng/, peran /m/ terkadang diganti dengan /i/. Misal dalam bait dibawah ini:
Suaramu nantidiam ditekan /Namamu nanti terbang hilang /Langkahmu nanti hilang kedepan/ Tapi kami sederap mengganti /Bersatu maju, kemenangan .
            C.Versivikasi
            a.Rima
            Pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musicalitas  atau orkestasi. Dengan pengulangan ini menjadikan puisi semakin merdu , tetapi ini pengulangan kata –kata digunakan untuk menunjukanperasaan penyair yang menggebu-gebu dalam senmangat perjuangan . digambarkan oleh penyair puisi dibawah ini:
1.rima akhir
Darah kami panas selama
 Badan kami tertempa baja
Jiwa kami gagah perkasa
Kami akan mewarna di angkasa
Kami pembawa kebahagia nyata.
 b.Ritma
Kawan – kawan
Menepis segar angin terasa
Lalu menderu mengapu awan
Terus menembus surya cahaya
Memencar pancar kepenjuru segala


Segala menyala !
Segala menyala !
Kawan – kawan
Dan kita bangkit dengan kesadaran
Mencucuk menerjang hingga belulang
Kawan- kawan
Kita mengayun pedang didunia terang  !

3 komentar:

  1. 1xbet korean | KOBB
    1xbet 바카라 korean. Sports betting, Poker and Darts; Sportsbook, and Darts 1xbet. Sports 1xbet betting, Poker deccasino and Darts; Sportsbook, and Darts; Sportsbook, and Darts

    BalasHapus