Sabtu, 14 November 2015

Analisis puisi sajak matahari karya WS. Rendra Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas uts Mata Kuliah Aapresiasi Puisi Dosen Pembimbing :



Analisis puisi sajak matahari karya WS. Rendra
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas uts
Mata Kuliah Aapresiasi Puisi
Dosen Pembimbing :



Description: UMP.BMP
 













Disusun oleh :
Iska Wahyu Putri Utami
132110114


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOREJO
2013-2014




KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “analisis puisi sajak matahari karya ws Rendra”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Apresiasi Puisi” Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anjar Setyaningsih, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu dan kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robba ‘Alamiin.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I      PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.  LatarBelakang..................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.  Tujuan................................................................................................. 1
BAB II    PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.  Pengertian........................................................................................... 2
B.  Struktur puisi ..................................................................................... 2
C.  Analisis puisi....................................................................................... 3
BAB III   KESIMPULAN ..................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA










BAB  I
PEDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG
Puisi merupakan ekspresi pengalaman jiwa sang penyair tentang kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya dalam bentuk teks yaitu sebuah puisi.
Puisi merupakan karya seni sastra yang dapat di kaji dalam dua unsure yaitu struktur faisik dan struktur batin.
Hampir semua orang tidak bisa memahami puisi sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis sesuatu yang bermakna tidak hanya sesuatu yang kosong,tetapi puisi merupakan angan atau imajinasi pengarang yang di sampaikan lewat bait-bait puisi. oleh karena itu dalam makalah ini pemakalah akan menganalisis puisi dengan struktur fisik puisi karya WS.Rendra berjudul “Sajak Matahari”. Karena dalam karyanya beliau sangat memperhatikan kata-katanya dengan imajinya yang kuat. Sehingga pemakalah tertarik untuk menganalisisnya, semoga apa yang di sampaikan pemakalah dapat bermanfaat bagi kita semua.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian analisis puisi dan struktur fisik puisi?
2.      Apa saja struktur fisik puisi?
3.      Bagaimana  menganalisis puisi?

C.    TUJUAN
            Pada makalah sederhana ini, pemakalah akan berusaha menjelaskan pengertian analisis puisi dan struktur fisik puisi. Memaparkan bagaimana cara menganalisis puisi dengan baik. Dengan harapan makalah sederhana ini dijadikan sebagai bahan pembelajarayang bermanfaat.




BAB  II
PEMBAHASAN

A.Pengertian
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Sedangkan arti istilah analisis (analysis) dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi terhadap situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk di dalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang.analisis yaitu menyelidiki sesuatu untuk mengetahui yang sebenarnya jadi analisis puisi adalah menelaah atau membedah suatu karya puisi baik secara kaidah bahasa maupun non kebahasaan.
B.Struktur Puisi         
Struktur fisik puisi adalah unsure pembangun puisi yang bersifat fisik atau Nampak dalam bentuk susunan kata-katanya struktur fisik terdiri dari beberapa macam yaitu :
1.      Perwajahan puisi (Tipografi) yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2.      Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. 
3.      Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4.      Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
5.      Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox

6.      Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.
·         Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1.      Onomatope adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam, "cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
2.      Bentuk intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.
3.      Pengulangan kata/ungkapan.
  • Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada; ritme
  • Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis
7.      Penyimpangan Bahasa
Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut: unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.    Tema/makna (sense) Tema adalah pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar mengarang, menggubah/mengarang sajak, dsb). Media puisi adalah bahasa. Maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.    Rasa (feeling) Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3.    Nada (tone), Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4.    Amanat/tujuan/maksud (intention) Amanat adalah gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kpd pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.



C.Analisis struktur fisik puisi “sajak matahari”


SAJAK MATAHARI
Oleh: WS Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !
v  Tipografi dalam puisi sajak matahari menggunakan bentuk perwajahan yang mirip dengan trapezium dari masing-masing bentuknya termasuk tipografi dengan menggunakan huruf besar-kecil dan dengan tanda baca yang lengkap dapat kita lihat dalam penggalan puisi sajak matahari berikut :
Ø  Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

v  Diksi yang terdapat pada puisi di atas  sebagai berikut :

Ø  Matahari bangkit dari sanubariku.
 Menyentuh permukaan samodra raya.
 Matahari keluar dari mulutku,
 menjadi pelangi di cakrawala.
pada bait pertama dan ketiga memiliki makna yang sama yaitu menjelaskan matahari terbit, sedangkan pada bait kedua dan keempat memiliki makna yang sama pula yaitu terbitnya matahari maka dunia akan terhiasi oleh sinarnya .bait ini menggunakan majas personifikasi.
Ø  Wajahmu keluar dari jidatku

Dalam baris ini menjelaskan bahwa sinar matahari telah menyinari wanita miskin yang menjadi seorang petani yang dijelaskan dalam bait selanjutnya. Kata “jidatku” menggambarkan seluruh tubuh dari seorang wanita petani tadi. Baris dalam bait in menggunakan majas pars prototo (mengungkapkan sebagian objek untuk menggambarkan keseluruhan objek)

Ø  Satu juta lelaki gundul

Kata satu juta bermakna banyak para lelaki dan kata gundul untuk melengkapi makna dari seseorang lelaki yang umunya berambut pendek hampir gundul.

Ø  Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Dari bait ini menjelaskan bahwa mata yang menyala yaitu sebuah gambaran matahari yang berada di atas tengah ketika siang hari. Tubuh yang menjadi bara yaitu para petani dan para lelaki di hutan tadi yang kepanasan dengan terik matahari di siang hari dan mereka membakar dunia juga masih menjelaskan bahwa maahari begitu teriknya sehingga seolah-olah dapat membakar dunia. majas yang di gunakan adalah majas metafora dalam baris pertama dan kedua, serta menggunakan majas personifikasi dalam baris ‘mereka membakar dunia’.
Ø  Matahari adalah cakra jingga
Yang di lepas tangan sang Krishna

Dalam bait ini menjelaskan bahwa matahari hamper tenggelam seperti dalam pemakaian kata ‘cakra jingga’ dilanjutkan dengan kata ‘yang di lepas tangan’ juga menjelaskan bahwa matahari kembali ke peraduanya. Yang mengembalikan yaitu sang Krishna yang bisa diartikan sebagai zat yang mengatur segalanya.

v  Citraan / imaji yang terdapat dalam puisi “sajak matahari”
 Citraan yang gerdapat dalam puisi ini adalah yaitu citraan penglihatan, citra perabaan, citra gerak, citra perasaan.

a.  Citra penglihatan (visual imagery) dapat dilihat dari bait pertama dan baris ketiga dam keempat puisi tersebut.
matahari keluar dari mulutku
menjadi pelangi di cakrawala

kemudian pada bait ketiga puisi tersebut
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia
Dari penggalan bait puisi di atas, sang penyair menginginkan bahwa apa yang di rasakan oleh penyair juga di rasakan oleh pembaca yaitu semangatnya yang membara, bersahaja dan tak kenal lelah hingga dunia tergetar dan terbakar oleh semangat itu.
b.    Citra perabaan (tactile imagery) yang terdapat dalam puisi ini yaitu dapat di lihat pada bait pertama baris kedua

Menyentuh permukaan samudra raya

Kemudian pada bait ketiga baris ketujuh

tubuh mereka menjadi bara
Dan mereka membakar dunia

Pada bait ini penyair memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa seseorang harus memiliki keinginan dan kemauan yang besar untuk menggapai sesuatu hingga menjadi bara itu diibaratkan semangat yang membara tidak kenal putus asa.

c.    Citra gerak dalam puisi karya WS.Rendra terdapat pada penggalan bait pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut :

Matahari bangkit dari sanubariku…
…Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara

d.   Citra perasaan dapat dilihat dari pada bait pertama yaitu.

Matahari bangkit dari sanubariku…

Penyair menggunakan perasaanya untuk menyampaikan imajinya terhadap gambaran-gambaran masa pembangunan, yang membuat ia mencoba bangkit dari keterpurukan.
v  Rima yang terdapat dalam puisi “Sajak Matahari” karya WS.Rendra  banyak menggunakan bunyi yang indah (evofony).terdapat 3 rima dalam puisi sajak matahari karya WS Rendra menurut tempatnya :
Ø  Rima awal
Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
Ø  Rima tengah
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Ø  Rima akhir
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia
Matahari adalah cakra jingga

v  Kata Konkret
a)Matahari bangkit dari sanubariku.
(Mengartikan pagi hari)
b) Satu juta lelaki gundul
 ( kata gundul menggambarkan para lelaki )
c) Mata mereka menyala
(berarti,matahari sedang terik ,di atas kepala atau tengah hari)
d) Matahari adalah cakra jingga
(berarti hari senja )
v Penyimpangan bahasa
·         Penyimpangn leksikal
Kata “sanubari” berarti hati nurani
Kata “cakrawala” berarti langit
Kata “gantang” berarti sebuah ukuran atau alat pengukur
Kata “ berkilatan” berarti kemilau atau menyala
·         Penyimpangan semantic
Satu juta lelaki gundul
Berarti :gundul itu menggambarkan laki-laki satu juta  banyak dapat juga ada satu juta lelaki berkepala gundul
·         Dan kepala mereka berkilatan
Berarti:kepala meraka berkilat terkena sinar matahari, atau berarti panas akibat sinar matahari

v Bahasa figurative
Majas yang terdapat dalam puisi sajak matahari karya WS.Rendra
·         Majas personifikasi -matahari bangkit dari sanubari
-Matahari keluar dari mulutku
·         Majas hiperbola       - matahari keluar dari mulutku
   - Wajahmu keluar dari jidatku
  - Mata mereka menyala
-Tubuh mereka menjadi bara










































BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Puisi merupakan salah satu alat untuk mencurahkan perasaan, ekspresi atau pengalaman jiwa (batin) penyair mengenai alam, kehidupan manusia dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya, dalam bentuk teks yang di sebut puisi. Puisi dapat di kaji dari beberapa aspek yaitu dari unsure-unsurnya, struktur,dari jenis-jenisnya, dan puisi juga dapat di kaji dari sejarah terbentuknya puisi tersebut. Meskipun puisi dapat di kaji dari berbagai aspek tidak menjadikan semua orang tahu dan dapat memahami makna dan isi puisi, karena puisi sepenuhnya adalah karya estetis yang bermakna dan mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang tidak bermakna. Oleh karena itu pemakalah mencoba menganalisis puisi berjudul “Sajak Matahari” karya WS.Rendra agar pembaca dapat memahami puisi tersebut.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar