Analisis
puisi sajak matahari karya WS. Rendra
Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas uts
Mata Kuliah Aapresiasi
Puisi
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Iska Wahyu Putri Utami
132110114
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH PURWOREJO
2013-2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat
Allah SWT yang atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini yang berjudul “analisis puisi sajak matahari karya ws
Rendra”.
Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Apresiasi
Puisi” Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Dalam penulisan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anjar Setyaningsih, M.Pd.I selaku dosen
pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu dan kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Kami berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robba ‘Alamiin.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
DEPAN .............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. LatarBelakang..................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A. Pengertian........................................................................................... 2
B. Struktur
puisi ..................................................................................... 2
C. Analisis
puisi....................................................................................... 3
BAB
III KESIMPULAN ..................................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PEDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Puisi merupakan ekspresi pengalaman jiwa
sang penyair tentang kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa
yang estetik yang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya dalam bentuk
teks yaitu sebuah puisi.
Puisi merupakan karya seni sastra yang
dapat di kaji dalam dua unsure yaitu struktur faisik dan struktur batin.
Hampir semua orang tidak bisa memahami
puisi sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis
sesuatu yang bermakna tidak hanya sesuatu yang kosong,tetapi puisi merupakan
angan atau imajinasi pengarang yang di sampaikan lewat bait-bait puisi. oleh
karena itu dalam makalah ini pemakalah akan menganalisis puisi dengan struktur
fisik puisi karya WS.Rendra berjudul “Sajak Matahari”. Karena dalam karyanya
beliau sangat memperhatikan kata-katanya dengan imajinya yang kuat. Sehingga
pemakalah tertarik untuk menganalisisnya, semoga apa yang di sampaikan
pemakalah dapat bermanfaat bagi kita semua.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian analisis puisi dan struktur fisik puisi?
2. Apa
saja struktur fisik puisi?
3.
Bagaimana menganalisis puisi?
C. TUJUAN
Pada
makalah sederhana ini, pemakalah akan berusaha menjelaskan pengertian analisis
puisi dan struktur fisik puisi. Memaparkan bagaimana cara menganalisis puisi
dengan baik. Dengan harapan makalah sederhana ini dijadikan sebagai bahan pembelajarayang
bermanfaat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik
dan struktur batinnya.
Sedangkan arti istilah analisis (analysis)
dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi terhadap situasi dari sebuah
permasalahan yang dibahas, termasuk di dalamnya peninjauan dari berbagai aspek
dan sudut pandang.analisis yaitu menyelidiki sesuatu untuk
mengetahui yang sebenarnya jadi analisis puisi adalah menelaah atau membedah
suatu karya puisi baik secara kaidah bahasa maupun non kebahasaan.
B.Struktur
Puisi
Struktur
fisik puisi adalah unsure pembangun puisi yang bersifat fisik atau Nampak dalam
bentuk susunan kata-katanya struktur fisik terdiri dari beberapa macam yaitu :
1. Perwajahan puisi (Tipografi) yaitu bentuk puisi
seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang
dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra
yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus
dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata
yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata
kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap
dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan
cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
5. Bahasa
figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa
figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna
atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam
majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox
6. Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.
·
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi,
baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1.
Onomatope
adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam,
"cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
2.
Bentuk
intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi
(kata), dan sebagainya.
3.
Pengulangan
kata/ungkapan.
- Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada; ritme
- Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis
7. Penyimpangan Bahasa
Struktur
batin puisi adalah unsur
pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya.
Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut: unsur pembangun puisi
yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tema/makna (sense) Tema adalah pokok pikiran; dasar cerita (yg
dipercakapkan, dipakai sbg dasar mengarang, menggubah/mengarang sajak, dsb).
Media puisi adalah bahasa. Maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata,
baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2. Rasa
(feeling) Rasa yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya
latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung
pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi
saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3. Nada (tone), Nada
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud
(intention) Amanat
adalah gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang
kpd pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong
penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
C.Analisis
struktur fisik puisi “sajak matahari”
SAJAK MATAHARI
Oleh: WS Rendra
Oleh: WS Rendra
Matahari bangkit dari
sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari
jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Matahari adalah cakra
jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !
v Tipografi dalam puisi sajak matahari
menggunakan bentuk perwajahan yang mirip dengan trapezium dari masing-masing
bentuknya termasuk tipografi dengan menggunakan huruf besar-kecil dan dengan
tanda baca yang lengkap dapat kita lihat dalam penggalan puisi sajak matahari
berikut :
Ø Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
v Diksi yang terdapat pada puisi di atas sebagai berikut :
Ø Matahari bangkit dari
sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
pada bait pertama dan ketiga
memiliki makna yang sama yaitu menjelaskan matahari terbit, sedangkan pada bait
kedua dan keempat memiliki makna yang sama pula yaitu terbitnya matahari maka
dunia akan terhiasi oleh sinarnya .bait ini menggunakan majas personifikasi.
Ø Wajahmu
keluar dari jidatku
Dalam baris ini menjelaskan
bahwa sinar matahari telah menyinari wanita miskin yang menjadi seorang petani
yang dijelaskan dalam bait selanjutnya. Kata “jidatku” menggambarkan seluruh
tubuh dari seorang wanita petani tadi. Baris dalam bait in menggunakan majas
pars prototo (mengungkapkan sebagian objek untuk menggambarkan keseluruhan
objek)
Ø Satu
juta lelaki gundul
Kata satu juta bermakna
banyak para lelaki dan kata gundul untuk melengkapi makna dari seseorang lelaki
yang umunya berambut pendek hampir gundul.
Ø Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Dari bait ini menjelaskan bahwa mata
yang menyala yaitu sebuah gambaran matahari yang berada di atas tengah ketika siang
hari. Tubuh yang menjadi bara yaitu para petani dan para lelaki di hutan tadi
yang kepanasan dengan terik matahari di siang hari dan mereka membakar dunia
juga masih menjelaskan bahwa maahari begitu teriknya sehingga seolah-olah dapat
membakar dunia. majas yang di gunakan adalah majas metafora dalam baris pertama
dan kedua, serta menggunakan majas personifikasi dalam baris ‘mereka membakar
dunia’.
Ø Matahari adalah cakra jingga
Yang di lepas tangan sang
Krishna
Dalam bait ini menjelaskan
bahwa matahari hamper tenggelam seperti dalam pemakaian kata ‘cakra jingga’
dilanjutkan dengan kata ‘yang di lepas tangan’ juga menjelaskan bahwa matahari
kembali ke peraduanya. Yang mengembalikan yaitu sang Krishna yang bisa
diartikan sebagai zat yang mengatur segalanya.
v Citraan / imaji yang terdapat dalam puisi
“sajak matahari”
Citraan yang gerdapat dalam puisi ini adalah
yaitu citraan penglihatan, citra perabaan, citra gerak, citra perasaan.
a. Citra penglihatan (visual imagery) dapat
dilihat dari bait pertama dan baris ketiga dam keempat puisi tersebut.
…matahari keluar dari mulutku
menjadi pelangi di cakrawala…
kemudian pada bait ketiga
puisi tersebut
…Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia…
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia…
Dari penggalan bait
puisi di atas, sang penyair menginginkan bahwa apa yang di rasakan oleh penyair
juga di rasakan oleh pembaca yaitu semangatnya yang membara, bersahaja dan tak
kenal lelah hingga dunia tergetar dan terbakar oleh semangat itu.
b. Citra perabaan (tactile imagery)
yang terdapat dalam puisi ini yaitu dapat di lihat pada bait pertama baris
kedua
…Menyentuh permukaan samudra raya…
Kemudian pada
bait ketiga baris ketujuh
…tubuh mereka menjadi bara
Dan mereka membakar dunia…
Pada bait ini
penyair memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa seseorang harus memiliki
keinginan dan kemauan yang besar untuk menggapai sesuatu hingga menjadi bara
itu diibaratkan semangat yang membara tidak kenal putus asa.
c. Citra gerak dalam puisi karya
WS.Rendra terdapat pada penggalan bait pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut
:
…Matahari bangkit dari sanubariku…
…Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara…
d. Citra perasaan dapat dilihat dari
pada bait pertama yaitu.
Matahari bangkit dari sanubariku…
Penyair
menggunakan perasaanya untuk menyampaikan imajinya terhadap gambaran-gambaran
masa pembangunan, yang membuat ia mencoba bangkit dari keterpurukan.
v Rima yang terdapat dalam puisi
“Sajak Matahari” karya WS.Rendra banyak
menggunakan bunyi yang indah (evofony).terdapat 3 rima dalam puisi sajak matahari
karya WS Rendra menurut tempatnya :
Ø Rima awal
Wajahmu keluar
dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
wahai kamu, wanita miskin !
Ø Rima tengah
Mata mereka
menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Ø Rima akhir
Mata mereka
menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia
Matahari adalah
cakra jingga
v Kata Konkret
a)Matahari bangkit dari
sanubariku.
(Mengartikan pagi hari)
b)
Satu juta lelaki gundul
( kata gundul menggambarkan para lelaki )
c) Mata mereka menyala
(berarti,matahari sedang
terik ,di atas kepala atau tengah hari)
d) Matahari adalah cakra jingga
(berarti hari senja )
v Penyimpangan bahasa
·
Penyimpangn leksikal
Kata “sanubari”
berarti hati nurani
Kata “cakrawala”
berarti langit
Kata “gantang”
berarti sebuah ukuran atau alat pengukur
Kata “
berkilatan” berarti kemilau atau menyala
·
Penyimpangan semantic
Satu juta lelaki
gundul
Berarti :gundul
itu menggambarkan laki-laki satu juta
banyak dapat juga ada satu juta lelaki berkepala gundul
·
Dan kepala mereka berkilatan
Berarti:kepala meraka berkilat
terkena sinar matahari, atau berarti panas akibat sinar matahari
v Bahasa figurative
Majas yang
terdapat dalam puisi sajak matahari karya WS.Rendra
·
Majas personifikasi -matahari
bangkit dari sanubari
-Matahari keluar dari mulutku
·
Majas hiperbola - matahari
keluar dari mulutku
- Wajahmu keluar dari jidatku
- Mata mereka menyala
-Tubuh mereka menjadi bara
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Puisi merupakan
salah satu alat untuk mencurahkan perasaan, ekspresi atau pengalaman jiwa
(batin) penyair mengenai alam, kehidupan manusia dan Tuhan melalui media bahasa
yang estetik yang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya, dalam bentuk
teks yang di sebut puisi. Puisi dapat di kaji dari beberapa aspek yaitu dari unsure-unsurnya,
struktur,dari jenis-jenisnya, dan puisi juga dapat di kaji dari sejarah
terbentuknya puisi tersebut.
Meskipun puisi dapat di kaji dari berbagai aspek tidak menjadikan semua orang
tahu dan dapat memahami makna dan isi puisi, karena puisi sepenuhnya adalah
karya estetis yang bermakna dan mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang tidak
bermakna. Oleh karena itu pemakalah mencoba menganalisis puisi berjudul “Sajak
Matahari” karya WS.Rendra agar pembaca dapat memahami puisi tersebut.semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar