Tanganmu mati tegang kaku
Jantungmu nanti berdebar menanti
Tubuhmu nanti mengeras batu
Tapi kami sederap mengganti
Matamu nanti kaca saja
Mulutmu nanti habis
bicara
Daramu nanti mengalir berhenti
Tapi kami sederap
mengganti
Terus berdaya ke
masyarakat jaya.
Suaramu nantidiam ditekan
Namamu nanti terbang hilang
Langkahmu nanti hilang kedepan
Tapi kami sederap mengganti
Bersatu maju, kemenangan .
Darah kami panas selama
Badan kami tertempa baja
Jiwa kami gagah perkasa
Kami akan mewarna di
angkasa
Kami pembawa kebahagia
nyata.
Kawan – kawan
Menepis segar angin terasa
Lalu menderu mengapu awan
Terus menembus surya cahaya
Memencar pancar kepenjuru segala
Segala menyala !
Segala menyala !
Kawan – kawan
Dan kita bangkit dengan
kesadaran
Mencucuk menerjang
hingga belulang
Kawan- kawan
Kita mengayun pedang
didunia terang !
A.Penyimpangan Bahasa
Dalam
puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar Ini hanya terdapat dua penyimpangan Bahasa
yaitu :
1. Penyimpangan
fonologis
Untuk
kepentingan Rima ,penyair menggunakan
penyimpangan fonolagis ; Artinya pengadakan penyimpangan bunyi . dalam puisi
ini terdapat kata ‘’sederap ‘’ diganti dengan kata ‘’siap’’, kata ‘’panas ‘’
diganti dengan kata ‘’mendidih’’, dan sebagainya.
2.Penyimpangan
Sintaksis
Penyimpangan sintaksis: penympangan yang dilakukan karena adanya
ketidakaturan dalam tata bentuk kalimat. Disini penyair sering lupa menggunakan
huruf besar dalam permulaan kalimatnya dan tanda titik untuk mengakhiri kalimat
tersebut. Dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar ini contohnya dalam
kalimat
‘’Badan kami tertempa
baja ‘’
Kata baja disini menggunakan huruf besar
‘’Baja’’.
3.Penyimpangan
Grapologis
Dalam menulis kata – kata , kalimat , larik, dan baris,
penyair sengaja melakukan penyimpangan dari kaidah bahasa yang biasa berlaku .
huruf besar dan tanda-tanda tidak digunakan sebagai mana mestinya . dalam puisi
ini terdapat kata –kata
‘’Mencucuk menerjang hingga belulang’’,
Secara kaidah kata tersebut
tidak mengikuti kaidah, yaitu Cuma. Itu merupakan bahasa prokem yang tidak
baku. Selain itu, penulisan Cuma dengan menggunakan huruf besar di tengah
kalimat sangat tidak mengikuti kaidah Ejaan Yang Disempurnakan.
B. Metode Puisi
1.Diksi
Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab
kata-kata yang ditulis harus di pertimbangkan maknanya,disamping memilih
kata-kata yang tepat , penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan
kekuatan dari gaya magisdari kata-kata tersebut.kata-kata diberi makna baru dan
yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair.
a.Pembendaharaan
Kata
Dalam
puisi ini pembendaraan kata yang dogunakan adalah perasaan menggebu-gebu karena semangat perjuangan .Rasa Emosional
penyair dalam semangat juangnya . dalam puisi ini Chairi Anwar menulis salah satu baris berbunyi : Jiwa kami
gagah perkasa/kami akan mewarna diangkasa;
kata-kata puisi ini tidak boleh di bolak balik menjadi: perkasa gagah
jiwa kami/di angkasa kami akan mewarna/. Ataupun diganti dengan kata lain.
b.Urutan
Kata
Urutan
kata yang digunakan pada puisi iniadalah dipandang pada penggunaan keterangan
tempat yaitu menggambarkan diman terjadi peperangan,jadi maksudnya adalah: di
medan perang.
c.
Daya sugesti
Daya
sugesti yang digunakan pada puisi ini adalah semangat juang untuk mewakili
perasaan penyair seperti dalam bait yang dituliskan ;
Dan
kita bangkit dengan kesadaran/Mencucuk menerjang hingga belulang /.
Semangatnya penyair
disini menggambarkan semangat juangnya yang ber api api melawan penjajah.
2.Pengimajinasian
Penyair
menggambarkan bahwa kebahagiaan yang nyata akan terjadi pada masa akan datang
setelah masa penjajahan. Dituliskan dalam puisi dibawah ini.
Kami
akan mewarna di angkasa /Kami pembawa kebahagia nyata.
3.Bahasa
Figuratif (Majas)
a.Majas
personifikatif
dimana penyair menggambarkan
peristiwa alam yang sering digambarkan dengan keadaan atau peristiwa yang
dialami oleh manusia.
Dalam
puisi ini dituliskan:
Menepis
segar angin terasa/Lalu menderu mengapu awan/,
Terus menembus surya
cahaya /Memencar pancar kepenjuru segala.
B.Perlambangan
a.Lambang
bunyi
Untuk menimbulkan suasana tegang dalam peperangan serta
semangat untuk melawan penjajahan penyair melambangkan bunyi /m/ dengan
bunyi/ng/, peran /m/ terkadang diganti dengan /i/. Misal dalam bait dibawah
ini:
Suaramu nantidiam
ditekan /Namamu nanti terbang hilang /Langkahmu nanti hilang kedepan/ Tapi kami
sederap mengganti /Bersatu maju, kemenangan .
C.Versivikasi
a.Rima
Pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musicalitas atau orkestasi. Dengan pengulangan ini
menjadikan puisi semakin merdu , tetapi ini pengulangan kata –kata digunakan
untuk menunjukanperasaan penyair yang menggebu-gebu dalam senmangat perjuangan
. digambarkan oleh penyair puisi dibawah ini:
1.rima akhir
Darah kami panas selama
Badan kami tertempa baja
Jiwa kami gagah perkasa
Kami akan mewarna di
angkasa
Kami pembawa kebahagia
nyata.
b.Ritma
Kawan – kawan
Menepis segar angin
terasa
Lalu menderu mengapu
awan
Terus menembus surya
cahaya
Memencar pancar
kepenjuru segala
Segala menyala !
Segala menyala !
Kawan – kawan
Dan kita bangkit dengan
kesadaran
Mencucuk menerjang
hingga belulang
Kawan- kawan
Kita mengayun pedang
didunia terang !
terima kasih^^
BalasHapusTerima kasih ;D
Hapus1xbet korean | KOBB
BalasHapus1xbet 바카라 korean. Sports betting, Poker and Darts; Sportsbook, and Darts 1xbet. Sports 1xbet betting, Poker deccasino and Darts; Sportsbook, and Darts; Sportsbook, and Darts